09 Januari 2009

Pengumuman CPNS OKI diperkirakan pertengahan Januari

Pengumuman CPNS OKI diperkirakan pertengahan Januari


KAYUAGUNG, Kepala BKD dan Diklata Daerah Kabupaten OKI Drs Ir Syamsul Bahri MM menyebutkan bahwa jadwal pengumuman hasil ujian atau tes CPNS OKI formasi tahun 2008 ditunda hingga pertengahan Januari 2008.

Menurut Syamsul kepada Koran ini kemarin bahwa ditundanya pengumuman hasil tes CPNS OKI karena ada perubahan dari kantor Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) di Jakarta.

Saya saat ini sedang berada di kantor MenPan untuk mengurus kapan pengumuman kelulusan hasil tes CPNS, namun ternyata setelah kita konfirmasi ternyata untuk Kabupaten OKI tidak bisa diumumkan pada hari Sabtu (10/1) besok (hari ini red), namun kita diberi tahu belumnya diumumkan CPNS OKI karena ada perubahan, ujar Syamsul.

Mudah-mudahan kata Syamsul kalau tidak ada halangan untuk Kabupaten OKI akan diumumkan pada pertengahan bulan Januari 2009, namun dia tidak menyebutkan tanggal berapa pengumuman tersebut.

Seperti diberitakan bahwa jumlah pelamar CPNS OKI tahun 2008 lalu sebanyak 3.424 orang, namun peserta yang tidak mengikuti tes tertulis mencapai 30 hingga 40 persen, sedangkan formasi CPNS yang bakal diterima sebanyak 376 orang yang berasal dari berbagai jurusan.(38)

02 Januari 2009

Bocah Petualang Air Sugihan

Bocah Petualang

Bermandi di Kolam Yang Kotor


Pernah menyaksikan serial Bocah Petualang di televise swasta? Itulah masa kecil kita, terutama yang berasal dari pelosok desa. Mandi di kolam yang kotor, adalah hal biasa. Mereka sangat akrab dengan alam, cuaca dan musim. Masa kecil yang indah dan menyenangkan. Dengan telanjang bulat, main perosotan di lumpur pematang, lantas menghanyut di derasnya saluran parit sawah, merupakan permainan gratis paling berkesan.

Tapi tahukan bocah-bocah itu bahwa saat ini orangtua mereka sedang kebingungan karena areal pekarangan pemukiman dan lahan persawahannya dilanda banjir? Mematikan semua tanaman palawija dan sulit mencari sarapan esok pagi? Sedangkan tanaman padi kini masih berusia remaja, belum berkembang, masih lama menunggu panen.

Bocah-bocah tetap bahagia di dunianya yang ceria. Berlari-lari kecil, melompati lobang becek dan terjun bak loncat indah di gelanggang olahraga. Angin pun semilir menerpa tubuh-tubuh bugil yang kedinginan itu. Harum bunga padi semerbak dan kicau burung bersahutan di atas dahan-dahannya, seperti mengabarkan kepada alam yang teduh damai dan santun, bahwa esok pagi kita meraih mimpi.

Inilah Desa Sukamulya Jalur 23 Kecamatan Airsugihan OKI. Sebuah desa transmigrasi yang letaknya diujung Airsugihan atau empat jam naik speedboad menuju desa tersebut. Tak ada jalan darat yang menghubungkan Airsugihan ke pusat kota Palembang atau Kayuagung. Jalan darat yang diharapkan masyarakat sejak lahan trans dibuka tahun 1982, sampai sekarang hanyalah tinggal harapan. Masyarakat trans Airsugihan masih mengandalkan transportasi air yang ongkosnya terlalu mahal, terutama menuju pusat kota Palembang. Sekali jalan masyarakat harus mengeluarkan Rp 100 ribu rupiah.

Pada pertengahan 2004 lalu, masyarakat Airsugihan sempat merasa lega karena jalan darat di wilayah Riding yang menghubungkan irsugihan-Kayuagung segera dibangun, namun proyek jalan tersebut pun tertatih-tatih karena banyaknya manusia-manusia korup yang menggerogoti proyek tersebut. Jalan Riding pun akhirnya kacau, bahkan dihentikan pembangunannya.

Siapapun pemimpin baru selalu berjanji setinggi langit segera mewujudkan impian masyarakat Airsugihan. Dan impian itu hampir tak pernah bisa diwujudkan. Masyarakat Airsugihan tetap berjibaku dengan lumpur sawah. Menggenjot produksi pangan demi kemakmuran bangsa. Demi masyarakat kota dan tengkulak-tengkulak serta lintah darat. Tapi sudahkah pemerintah serius memperhatikan nasib mereka. Coba tengok di sana, berapa harga pupuk bersubsidi? Harga obat-obatan pertanian? Bahkan bahan bakar minyak (solar, bensin dan minyak tanah)? Semuanya mencekik leher petani.

Bagaimana petani bisa bertahan dengan proyek pemerintah provinsi dan pusat mengenai produksi tanaman pangan? Bila kendala-kendala yang menggerogoti petani tak segera dicarikan jalan keluar? Saluran irigasi yang jadi biang banjir juga tidak segera ditindaklanjuti. Ini bisa mengancam produktivitas petani dan berakibat merosotnya hasil tanaman pangan pemerintah daerah.

Masa bodoh dengan itu semua, bocah-bocah tetap riang gembira. Menyelam di lumpur harapan. Mengajak bocah-bocah kota merasakan bagaimana berjibaku dengan lumpur kotor yang mengalir dari lahan persawahan milik orangtua mereka. Beginilah nasib anak petani, kolam kotor adalah hidupnya.

Jalur 23 Airsugihan Terendam Banjir

Jalur 23 Airsugihan Terendam Banjir




Sejak tiga minggu yang lalu, tepatnya (14/12) hingga kini jalur 23 desa Sukamulya, Kecamatan Airsugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terendam banjir. Air yang meluap dari hutan perbatasan jalur 23, terutama sektor Timur jalur 23 meluap menggenangi lokasi pemukiman, lahan usaha I dan lahan usaha II. Hingga kini penduduk kesulitan mendapatkan bahan makanan, terutama memasak nasi, lantaran kayu bakar yang menjadi andalan masyarakat setempat tak bisa dipakai karena basah, sementara tidak semua penduduk memiliki kompor minyak tanah.

Kades Sukamulya, Suryanto, mengatakan, meluapnya air yang menggenangi areal pemukiman, lahan usaha I dan II, merupakan luapan dari hutan perbatasan jalur 23 Airsugihan. Hingga tiga minggu air lambat surut lantaran air dari hutan meluap ke lokasi pemukiman tanpa ada penghalang.

‘’Saya sudah mengusulkan ke pemerintah provinsi dan kabupaten untuk membuat saluran perbatasan antara jalur 23 dan hutan cadangan. Gunanya ya untuk mengatur keluar masuk air, sekaligus membuat dam sepanjang perbatasan. Kasihan masyarakat paling ujung yang selalu mendapat lengganan banjir,’’ ujar Suryanto yang mengusulkan agar dibuatkan saluran irigasi ini setahun yang lalu sebelum datangnya banjir.

Menurut Suryanto, Camat Airsugihan, Suwanta, sudah meninjau lokasi banjir di ujung timur jalur 23 Airsugihan. Namun hingga kini masyarakat korban banjir belum mendapatkan bantuan apa-apa.

‘’Saya berharap pemerintah Provinsi atau Kabupaten segera memberikan bantuan, yang terpenting adalah makanan intans untuk masyarakat. Sebab mereka tidak bisa masak, kalau saja bisa masak itupun di atas meja. Sedangkan yang punya kompor minyak tanah tidak banyak. Selama ini masyarakat memasak nasi dengan cara tradisional, yakni menggunakan kayu bakar. Nah setelah banjir ini, mereka kesulitan memasak karena semua terendam banjir,’’ ujar Sur.

Meski seluruh tanaman palawija muspro (mati), terutama yang berada di pekarangan pemukiman, namun untuk lahan usaha I dan II masih bisa diandalkan. Lahan usaha I dan II ini merupakan lahan persawahan padi. ‘’Alhamdulillah tanaman padi milik warga kelihatannya masih terlihat bagus. Sebab padi masih tergolong tahan bajir. Mudah-mudahan sekitar bulan Maret dan April masyarakat bisa panen raya,’’ harap Sur. (*tj)