Menristek: Lebih Ekonomis Kirim Listrik ke Jawa
Sumatera Selatan sebagai lumbung energi nasional (LEN) menjadi sorotan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman. Menurut dia, pembangunan pembangkit mulut tambang di daerah ini, akan lebih efisien dengan hanya mentransfer listrik. Langkah ini, sekaligus mengubah paradigma bahwa semua tidak harus dari Jawa.
"Saya kira lebih ekonomis kalau mentransfer listriknya. Paradigma semua ada di Jawa harus digeser mulai dari pembangunan kabel interkoneksi. Kita bangkitkan di tempat lain, Jawa jadi konsumen," ujar Menristek, usai membuka rapat koordinasi nasional riset dan teknologi tahun 2008 di Hotel Swarna Dwipa Palembang, kemarin (16/4).
Saat ini, lanjut Menristek, rencana dan rancangan interkoneksi Sumatera-Jawa sudah di atas kertas. Hanya saja, masih perlu dilakukan kajian tehno ekonomi. Termasuk, jenis teknologi paling tepat yang akan dipakai.
"Sementara ini, kita lihat paling tepat adalah mengirimnya dengan menggunakan teknologi HVDCT (High Voltage Direct Current Transmision). Tegangan tinggi dengan tegangan searah. Listrik kita selama ini tegangan bolak-balik, kita ubah menjadi tegangan searah dan kita transmisikan kemudian kita ubah lagi. Ini secara makro ekonomi masuk akal," beber Menristek.
Ia memperkirakan, dalam waktu dekat atau akhir tahun jaringan interkoneksi Sumatera-Jawa akan menjadi bagian dokumen tender. "Tapi, kita juga perlu dikaji detail lewat mana jalurnya. Proses pemetaan dasar laut harus dilakukan untuk melihat perilaku arus laut. Termasuk potensi bencana seperti ancaman anak krakatau maupun pusat-pusat gempa."
Anda ikut mendukung pembangkit mulut tambang? "Insyaallah. LEN Sumsel sudah berjalan, karena jumlah energi kalau di-equivalen sudah 7 ribu MW (Mega Watt). Ragam sumber energi begitu lengkap di sini, makanya Sumsel berhak menyandang lumbung energi dan dia berhak memasok. Saat ini pembangkit listrik di Sumsel sudah bukan untuk kebutuhan sendiri tetapi menghidupi tetangga-tetangganya. Kita juga kepingin dia nyeberang ke Jawa," harap Menrisktek.
Terkait proyek PLN 10 ribu MW, Menristek mengatakan, beberapa pembangunannya akan ada di Sumsel. Pembangkit listrik bisa dibuat, dengan nantinya mengalirkan lsitrik untuk memenuhi interkoneksi Sumatera. Jika ini terlaksana, kebutuhan listrik sendiri akan surplus, jadi harus membantu Pulau Jawa.
"Memang 70 persen pembangkit itu di Jawa dan 30 persen tersebar termasuk ada di Sumsel. Tapi, jangan lihat crash program 10 ribu MW pemerintah saja. Lihat juga 10 ribu MW yang IPP (independent power producer)," katanya.
Hanya saja, tambah dia, yang menjadi problem dengan IPP, pemerintah sudah sungguh-sungguh tapi kontraktornya main-main. "Dia bilang aku sanggup, tapi saat kontrak dia bilang tidak ada uang. Jadi sebenarnya bukan terkendala jaringan interkoneksi. Jangankan interkoneksi, di Sumatera juga 'kan masih kurang. Sumut masih sangat butuh. Kalau misalnya IPP di Sumsel ini jalan, akan di beli PLN untuk suplai Sumbar, Riau dan Sumut," tegasnya.
Ia menyebut, ada 20 kontrak IPP yang sudah diteken, namun berjalan dua. Yang lain masih berkutat pada isu mencari pendanaan.
Mana lebih penting, IPP dulu atau jaringan dulu? "Sekarang jaringan sudah ada, yang kurang IPP. Kita tidak akan byar pet kalau IPP jalan sesuai rencana," imbuhnya. (19/*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar