Sejak tiga minggu yang lalu, tepatnya (14/12) hingga kini jalur 23 desa Sukamulya, Kecamatan Airsugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), terendam banjir. Air yang meluap dari hutan perbatasan jalur 23, terutama sektor Timur jalur 23 meluap menggenangi lokasi pemukiman, lahan usaha I dan lahan usaha II. Hingga kini penduduk kesulitan mendapatkan bahan makanan, terutama memasak nasi, lantaran kayu bakar yang menjadi andalan masyarakat setempat tak bisa dipakai karena basah, sementara tidak semua penduduk memiliki kompor minyak tanah.
Kades Sukamulya, Suryanto, mengatakan, meluapnya air yang menggenangi areal pemukiman, lahan usaha I dan II, merupakan luapan dari hutan perbatasan jalur 23 Airsugihan. Hingga tiga minggu air lambat surut lantaran air dari hutan meluap ke lokasi pemukiman tanpa ada penghalang.
‘’Saya sudah mengusulkan ke pemerintah provinsi dan kabupaten untuk membuat saluran perbatasan antara jalur 23 dan hutan cadangan. Gunanya ya untuk mengatur keluar masuk air, sekaligus membuat dam sepanjang perbatasan. Kasihan masyarakat paling ujung yang selalu mendapat lengganan banjir,’’ ujar Suryanto yang mengusulkan agar dibuatkan saluran irigasi ini setahun yang lalu sebelum datangnya banjir.
Menurut Suryanto, Camat Airsugihan, Suwanta, sudah meninjau lokasi banjir di ujung timur jalur 23 Airsugihan. Namun hingga kini masyarakat korban banjir belum mendapatkan bantuan apa-apa.
‘’Saya berharap pemerintah Provinsi atau Kabupaten segera memberikan bantuan, yang terpenting adalah makanan intans untuk masyarakat. Sebab mereka tidak bisa masak, kalau saja bisa masak itupun di atas meja. Sedangkan yang punya kompor minyak tanah tidak banyak. Selama ini masyarakat memasak nasi dengan cara tradisional, yakni menggunakan kayu bakar. Nah setelah banjir ini, mereka kesulitan memasak karena semua terendam banjir,’’ ujar Sur.
Meski seluruh tanaman palawija muspro (mati), terutama yang berada di pekarangan pemukiman, namun untuk lahan usaha I dan II masih bisa diandalkan. Lahan usaha I dan II ini merupakan lahan persawahan padi. ‘’Alhamdulillah tanaman padi milik warga kelihatannya masih terlihat bagus. Sebab padi masih tergolong tahan bajir. Mudah-mudahan sekitar bulan Maret dan April masyarakat bisa panen raya,’’ harap Sur. (*tj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar