Panen raya di jalur 23, 25, 27, 29, dan 31 kecamatan Airsugihan kanan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Maret-April 2008. Seperti biasa, usai kemarau panjang, masyarakat Airsugihan selalu menikmati panen yang cukup baik. Dalam 1 Ha lahan, rata-rata menghasilkan 60 karung lebih, atau rata-rata 8 sampai 15 ton gabah. Setiap Kepala Keluarga (KK) bisa menggarap lebih dari 4 Ha lahan pada musim kemarau tiba. Mengapa masyarakat lebih suka menunggu musim kemarau? Pada musim kemarau, masyarakat sangat terbantu, terutama semua lahan bisa kering, rumput mati, tinggal membersihkan dan menunggu musim hujan tiba. Bila saatnya tiba, yakni musim penghujan, masyarakat tinggal menebar benih padi di hamparan sawahnya. Tidak perlu menanam satu persatu. Sebab sawah yang digarap tidak hanya satu atau dua hektar tapi bisa lebih. Cara seperti ini juga bisa mengirit ongkos penggarapan sawah, terutama racun rumput. Memang ada sebagian masyarakat yang menggarap lahan dengan cara membakar hutan, tetapi cara seperti itu kini sdh ditinggalkan. Rumput kering dibiarkan membusuk di sawah, sekaligus bisa difungsikan sebagai pupuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar