16 Agustus 2015

Bila Mau Damai, PT Saml akan Cabut Perkara



Warga Masih Terombang-ambing


Sebanyak 3 warga desa Nusantara yang dijadikan tersangka pengancaman karyawan PT Saml, Rosyid (48), Suwarno (55), Agus Riyanto (63). sudah tiga kali disidang. Ada perkembangan baru mengenai tersangka, yaitu titik temu  permasalahan terdakwa kepada PT, lalu ditanggapi PT secara positif dan menunggu musyawarah dari kedua belah pihak. Dan pihak PT bersedia mencabut perkara bila ada perdamaian. Bila tidak ada perdamaian, terdakwa boleh melanjutkan sidang ke mana saja atau sampai ke Mahkamah Agung, dengan syarat harus  melengkapi berkas-berkas secara hukum, antara lain surat-surat tanah dan bukti-bukti yang syah dan meyakinkan untuk melanjutkannya.
Warga desa Nusantara saat dimediasi di Kabupaten OKI
            ‘’Habis dari sidang Kamis lalu itu, pihak PT menyarankan dilakukan perdamaian. Bila mereka mau damai, maka PT akan mencabut perkaranya dan akan memberikan pekerjaan bagi mereka dan warga serta memberikan tali asih. Ini yang saya tidak tahu. Damai itu damainya tersangka secara pribadi atau atas nama warga? Kalau atas nama warga, saya gak berani, soalnya ini tidak mudah meyakinkan warga mengenai hal ini. Biarlah saya serahkan warga saja,’’ tutur Hartoyo.               
            Disinggung mengenai surat-surat, Hartoyo angkat tangan. Kalau ditanya surat-surat, petani tidak punya surat. Petani desa Nusantara ini paling awal menolak adanya PT sebelum desa-desa lain terkena imbasnya. Mengapa? Menurut Hartoyo, sebelum adanya PT, warga sudah membersihkan lahan tersebut dari semak belukar. Menyingkirkan balok yang malang melintang tempat bersarangnya hama tikus. Setelah bersih mau diambil PT, ya jelas warga tidak terima.
            ‘’Padahal pada persiapan pembentukan panitia perayaan 17 agustus nanti, saya sudah mempersiapkan untuk menyampaikan hasil pembicaraan saya dengan PT mengenai 1 hektar satu KK. Kita akan adakan pesta besar dengan mengundang penyanyi dari Palembang sebagai wujud rasa syukur dan perdamaian. Gak apa kita undang penyanyi, mengenai dana bisa kita carikan kemana saja,’’ ujar Hartoyo.
Tapi karena tidak sesuai rencana, lanjut Hartoyo, pihaknya harus menyerahkan kembali kepada warga. ‘’Saya cuma terdiam. Hasil pembicaraan sudah saya sampaikan ke warga. Saya turun langsung dari rumah ke rumah, memang ada yang menolak, ada yang menerima. Tapi hampir 80 persen semua menerima solusi 1 hektar satu KK. Tapi karena semua rencana berubah, saya gak bisa apa-apa lagi, ya saya kembalikan ke warga,’’ jelas Hartoyo. (*/je)

Tidak ada komentar: