16 Agustus 2015

Pilkades Kecamatan Air Sugihan

5 Desa Tak Miliki Calon


AIRSUGIHAN—Sumeks Minggu
Herman
Padli
Dibeberapa tempat setiap pemilihan kepala desa, selalu diminati para calon yang ingin mencalonkan diri sebagai kepala desa, tetapi di kecamatan Airsugihan ada 5 desa yang tidak memiliki calon, sehingga tidak mengikuti pemilihan kepala desa secara serentak pada tanggal 3-4 Agustus. Berdasarkan Informasi, seharusnya ada 163 desa di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang mengikuti pemilihan. Tapi pada saat pemilihan, hanya ada 158 desa yang ikut dalam pilkades tersebut.  Mengapa 5 desa tak miliki calon?
Jadi pertanyaan besar 5 desa tak ada yang berminat jadi kepala desa. Hasil rapat persiapan pilkades serentak di ruang rapat Bende Seguguk I Setda OKI, Senin (27/7) yang lalu, yang dipimpin langsung Sekretaris Daerah Kabupaten OKI, H. Husin, S. Pd MM diputuskan pada pelaksanaannya hanya 158 desa yang ikut dalam gelaran pilkades tersebut.
Marsidi
Tamuji
Menurut sumber Sumeks Minggu di kecamatan Airsugihan, 5 desa yang tak miliki calon itu punya masalah yang berbeda-beda. Ada yang memang tidak ada yang berminat menjadi kepala desa, ada yang puntya calon tapi gugur semua, ada calon tapi tidak ada lawannya, ada juga calon yang tidak memenuhi persyaratan sebagai calon kepala desa. Ke lima desa yang tidak ikut perhelatan pilkades tersebut desa Desa Pangkalan Sakti, Desa Rantau Karya, Desa Nusakarta, Desa Nusantara dan Desa Margatani.
Sementara 7 desa yang bisa mengikuti pilkades di kecamatan Airsugihan, antara lain Desa Bukit Batu,  yg mengantarkan Asmadi alias Giok terpilih menggantikan Pejabat Sementara (pjs) Prehanto, Herman terpilih sebagai Kades Banyu Biru menggantikan pjs Soneta, Fadli Kades Kertamukti menggantikan pjs Sutarno, Tamuji Kades Srijaya Baru menggantikan Pjs Sriyono. Fajri, Kades Mukti Jaya menggantikan Pjs Widodo, Mukminin, Kades Bandarjaya menggantikan Pjs Saikun,  Marsidi, Kades Jadimulya menggantikan Pjs Supriyono. Para kades tersebut terpilih melalui pilihan secara langsung dan kini menunggu pengesahan.

Fajri Sitompul
Mukminin
Menurut mantan kepala desa Nusakarta, Agus, ketidakikutsertaan 5 desa, memiliki masalah yang  . ‘’Ada yang memang gak punya modal. Ada yang memang gak mau, sebab jadi kepala desa itu gak ada duitnya. Gajinya gak ada, kalau ada kecil. Jadi mungkin itu jadi factor kenapa tidak ada yang berminat. Kalau ada yang berminat, namun sebagian desa tidak punya lawan calon, ada beberapa calon gugur karena kurang persyaratan dan lain-lain,’’ ujar Agus.
Asmadi alias Geok
Sementara di desa Tirtamulya yang satu wilayah dengan Desa Tepungsari, punya masalah yang berbeda. Menurut sumber Sumeks Minggu di desa Tirtamulya, Kepala desanya beberapa waktu lalu justru mau mengundurkan diri menjadi kepala desa. Bahkan mau menemui Bupati untuk melaporkan pengunduran diri secara bersama-sama dengan perangkat desa. Mengapa? Alasan kepala desa, cukup berat membimbing masyarakatnya. Sementara kalau ada urusan surat menyurat masih butuh kepala desa.
‘’Terus terang saja meski saya dipilih oleh rakyat, tapi rakyat tidak menghargai saya, tidak mengindahkan aturan yang sudah kita buat. Untuk apa jadi kepala desa? Saya mau menghadap Bupati, saya dan perangkat desa mau mundur saja,’’ ujar kades Tirtamulya, Saidi,  kepada Sumeks Minggu, setahun yang lalu, jauh sebelum pilkades digelar. 
 Menjadi kepala desa seperti tidak menjadi kepala desa. Masyarakat semaunya sendiri, terutama ketika bersengketa lahan. Posisi kades sangat dilematis, mau membela warga, tapi lahan itu sudah melalui proses perijinan ke gubernur dan bupati, tidak membela warga, juga salah. Jadi posisi kades benar-benar cukup memusingkan bila semua masalah tidak ada titik temu.
‘’Saya mau mundur, biar mereka yang pintar-pintar saja yang ngurusi desa. Bagi saya lebih baik jadi orang biasa saja,

Tidak ada komentar: